Kisah Saridin membuatku tersenyum-senyum sekaligus terkaget-kaget. Bagaimana tidak. Biasanya seseorang yang menyatakan diri masuk Islam harus mengucapkan kalimat syahadat. Apa yang dilakukan santri Sunan Kudus ini agak menggelitik dan menggugah jiwa jika mencermatinya. Ketika tiba saat dia harus membaca kalimat syahadat dihadapan para santri dan Sunan Kudus, si Saridin ini mulutnya komat-kamit seperti seorang murid yang akan ujian lisan. Meski demikian, ada beberapa santri yang meremehkan kefasihannya mengucapkan kalimat syahadat, tetapi sekaligus timbul rasa penasaran mereka. Jangan-jangan dia melantunkannya dengan suara indah bak sinden. Saridin berhenti komat kamit dan tiba-tiba dia berlari dan memanjat pohon kelapa hingga sampai pucuknya. Selanjutnya, bak film "SUPERMAN" dia terjun bebas dan jatuh ke tanah begitu cepatnya. Sontak para santri mengerumuninya. Perkiraan pertama, Saridin pasti terluka parah setelah jatuh dari ketinggian pohon kelapa. Perkiraan kedua, Saridin mati. Terbelalak mereka memandang Saridin membuka mata dan berdiri tegak, tak lecet sedikitpun. Kehebohan segera terjadi. Saridin dengan tenang menghadap Sang Sunan dan menyatakan kewajibanya telah selesai. Dan Sunan Kudus Menanyai Saridin,
"Katamu tidak takut badanmu hancur, sakit parah atau mati karena perbuatanmu itu?"
"Takut sekali, Sunan."
"Kenapa kamu melakukannya?"
"Karena syahadat adalah mempersembahkan seluruh diri dan hidupku."
"Kamu tidak menggunakan otakmu bahwa dengan menjatuhkan diri dari puncak
pohon kelapa itu kamu bisa cacat atau meninggal?"
"Aku tahu persis itu, Sunan."
"Kenapa kau langgar akal sehatmu?"
"Karena aku patuh kepada akal sehat yang lebih tinggi. Yakni bahwa aku mati
atau tetap hidup itu semata-mata karena Allah menghendaki demikian, bukan
karena aku jatuh dari pohon kelapa atau karena aku sedang tidur. Kalau Allah
menghendaki aku mati, sekarang ini pun tanpa sebab apa-apa yang nalar, aku
bisa mendadak mati." Dialog seterusnya bisa baca di klik disini.
Satu kata yang kuucapkan untuk Saridin "AMAZING" Saridin tidak hanya membaca kalimat syahadat tapi dia telah bersyahadat. Bagaimana dengan kita? Yakinkah kita pada kepasrahan diri sendiri kepada Allah Sang Pencipta? Jawabnya anda sendiri yang tau.
29 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar