MATINYA CINTA KASIH
Oleh Vianbonie
Dentuman keras menyentakkanku
Teringatku akan saudaraku
Jeritan dan tangisan si kecil mengiris kalbu
Mata kecil itu bertanya “Ada apa dengan negeriku?”
Langkah –langkah tegap sang jendral menyiutkan nyali
Yang lainnya hanya sekedar memaki
“Matilah cinta kasih!”
yang berjalan dengan tertatih
Sejenak terhenyak, pandangan itu menjadi nanar
penuh kebencian berkobar
Menusuk sangat dalam hatiku
dan merampas sukmaku
Ia bisikkan padaku sesuatu
tentang nyanyian jiwanya
Ketenangan senyumnya
Adalah kebimbangan dalam keraguanku
09 Maret 03
IJINKAN AKU MENGADU
Oleh Vianbonie
Tak semestinya hanya mengingat-Mu dikala sedih
Saat rasa senang mengalahkan perih
Begitukah Kau ciptakan insan ini
Yang berbekal nurani dan akal budi?
Kesalahan memang telah terjadi
Dia harus keluar dari dunia yang abadi
Anak cucu hanya sekedar mengikuti sembari berujar
“Betapa tidak adilnya dunia ini!”
Jika kenikmatan mudah didapat
Ada benarnya kesalahan dibuat
Saat dia memandang cakrawala
Pujian kan terus menggema
Maha Besar Tuhan seru sekalian alam
Kau ciptakan keindahan malam yang temaram
Kau bangunkan rembulan yang terlelap
Kau hamparkan permadani bintang
Kau birukan lautan yang surut dan pasang
Ampuni aku yang telah berani menyalahkan-Mu
Hukumlah aku dengan cinta-Mu
Aku hanyalah setitik debu dalam kuku-Mu
Aku adalah semut yang berjalan di depan kaki-Mu
Ampuni aku
Bimbinglah aku
Sinari aku dengan cahya-Mu
Perkenankanlah aku mengadu
11 Juni 03
KEMATIAN YANG INDAH
Oleh Vianbonie
Aku bertemu dengan Kematian
Yang keramahannya melenakan
Dengan tangan terbuka orang bersenandung menyambutnya
Puaskanlah Kematianmu!
Relakanlah sukmamu dalam dosa
Oh… indahnya Kematian
11 Desember 02
KERAGUAN
Oleh Vianbonie
Kupu-kupu hinggap lagi
Menghiasi bunga
Dia bertanya “Kau suka?”
Kujawab “Ya”
“Lihatlah kupu-kupu itu
warnanya fatamorgana
kepaknya rajawali
hisapannya racun bagi bunga”
“Lihatlah sekali lagi kupu-kupu itu
disuburkannya bunga
Lagipula indah warnanya
Lihatlah!”
Kupu-kupu selalu cantik dan indah
Mengapa kau gundah?
Tengoklah ke belakang
Saat berjalan di atas kuburan
29 November 02
RUMAH TUHAN
Oleh Vianbonie
Suara riuh rendah masih terdengar
Tak ada sorak sorai penonton
Tak ada tepuk tangan
Hanyalah ketakutan
Bergerombol mereka dalam pembicaraan
“Janganlah keluar
masjid dan gereja rumah Tuhan
Kita pindahkan mereka”
Sesaat mereka tertegun
Sinar kehidupan telah redup
Menyatu dalam pistol
Dan meriam yang mengepul
Sementara popok dan kerudung putih berserak diluar
Ada apa dengan keyakinan?
18 September 02
KEKASIH, BERCINTALAH DENGAN SUKMAKU
Oleh Vianbonie
Karena Kau adalah aku
Yang menyatu dalam kalbu
Karena jiwa sucimu
Ada dalam tiap nadiku
Tak bisa kuhentikan waktu
Tuk berpaling Darimu
Kekasih,
Bercintalah dengan sukmaku
4 Maret 02
IKHLAS
Oleh Vianbonie
“Minggu depan akan kukembalikan pinjamanku”
Itu janjiku pada sahabatku
“Bulan depan pasti kukembalikan uangmu”
Kata itu kuingkari kemarin dulu
“Tahun depan aku janji memberikan hakmu”
Dan tahun itu lewat tanpa dia kuberitahu
“Aku menagih janjimu”
“Katamu minggu depan, bulan depan sampai tahun depan kutunggu”
“Aku ragu apa kau punya uang untuk itu”
“Lebih baik kau lunasi sebelum ajal menjemputmu”
“Kau masih menanti pelunasan dariku?”
“Aku heran kau masih mengharapkan uangmu”
“Apa kau ikhlas meminjamkannya untukku?
“Jawab jujur pertanyaanku”
“Ikhlas katamu?”
“Tentu saja aku ikhlas menolongmu”
“Lalu kenapa kau masih mengharapkan pelunasanku?”
“Itu kan uangku”
“Patutkah kupertanyakan keikhlasanmu?”
24 Februari 2006
29 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar